Film HotMama Wiwid Gunawan
Ngintip Celana Dalam Istri Pejabat
Aku Bukan Laki Laki Normal
Tio bingung!
Gue sudah bertanya, tapi masih buntu. Gue sudah berpikir terus tapi
masih buntu, ada apa sebenarnya, kenapa sih gue ini? Apa salah gue?
Kenapaa..
Tio berjalan lunglai melalui hingar bingar Jakarta, kota yang
disebut metropolitan tapi nyatanya bukan, kota yang menjadi dambaan
banyak orang, tempat cari makan, tempat cari keluarga, bagi Tio hambar
semuanya!
"Yo.. Kamu harus ngerti.. Saya sayang kamu.. Tapi bukan seperti layaknya orang pacaran, saya sayang kamu sebagai adik!"
Apa? Jadi adik? Apa yang selama ini dia kira? gue cuma jadi mainan? Kenapa Bayu jadi gini..
"Yo.. Dengar aku.. Kita akan tetap jadi sahabat, kakak adik dan
kamu masih bisa curhat dengan aku.. Tapi jangan kamu anggap aku sebagai
kekasih kamu, aku laki-laki normal"
Tio terkesiap mendengar kata laki-laki normal, sungguh semua ini
hanya tipu muslihat, kepalsuan dan kearoganan orang menghadapi realita
hidup.. Apa yang kamu cari Bayu? Hanya sepenggal kata maaf dan
melindungi diri dari kedok kemunafikan? Cukup.. cukup.. cukup sudah,
seperti penggalan kata-kata di lagu Glen..
"Yo.. Aku sayang kamu.." itulah kata terakhir Bayu, sebuah kata
yang basi, sebuah kata yang hanya menutupi kemunafikan seorang Bayu..
Cukup Sudah!
Tio masih berjalan terus hingga suatu saat terhenti di pojok lampu
lalu lintas, masih merah banyak mobil motor berhenti tapi Tio tak
peduli, yang ada di otaknya, kenapa kemunafikan masih banyak terjadi,
kenapa kisah cinta antara dirinya dengan Bayu tersendat oleh kata
LAKI-LAKI NORMAL! Apa sih yang dicari Bayu, kepalsuan hidup, semua juga
tahu siapa dia, Tio masih terpaku, ucapan Bayu masih terus bergelayut
saat dia berjalan lunglai entah mau kemana.. Jam sudah menunjukkan
pukul 10 malam, tapi Jakarta masih tetap ramai, ramai dengan kebaikan,
ramai dengan kepalsuan dan waktu terus berputar.
"Masa bodoh!" teriak Tio di tempat yang agak sepi, lolongan anjing menyusul teriakan Tio dan petugas hansip yang lewat bingung.
"Kenapa Mas? Ada apa?"
"Nggak usah Pak saya baik-baik saja, saya baru putus pacaran".. Pak Hansip terkaget-kaget.
"Wah adik masih muda putus pacaran kok bingung, cari lagi aja, kan
masih banyak perempuan lain.. kalau saya sudah tua sudah tidak ada yang
mau"
"Aduhh Bapak sudah deh jangan tambah pusing, pacar saya itu laki-laki bukan perempuan!"
Bapak Hansip terkaget-kaget.."Ha? laki-laki? Kok iso toh" (dalam
bahasa jawa-kok bisa ya..) Tio pergi meninggalkan Pak Hansip dalam
kebingungan..
Saat-saat manis dengan Bayu memang masih sangat sulit dilupakan,
Bayu yang bijak, sederhana dan melindungi.. Tidak bisa dilupakan oleh
Tio begitu saja, semuanya indah tapi hanya kepalsuan buat seorang
Bayu.. Mungkin benar inilah realita, sebuah kenyataan yang pahit tapi
indah.. Bagi seorang Tio, seorang yang BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!
Di Rumah!
Tidak ada orang! Ibu pasti masih berjualan di pasar, Bapak pasti
sudah pergi meronda entah jam berapa pulang.. Memang hanya Tio seorang.
Hidup di Jakarta memang sulit, sulit dengan diri sendiri, sulit dengan
orag lain dan sulit untuk memenuhi kenyataan hidup yang sebenarnya..
SIBUK! itulah kata bonafid buat orang kota, kata yang tidak pernah
habis-habisnya..
Sejak lahir Tio memang tidak dimanja, kedua orangtua Tio hidup
dalam garis hidup yang jauh dari cukup, Tio beruntung dihadiahi oleh
Tuhan otak yang encer dan jalan hidup yang lurus.. Sekolah mendapat
beasiswa, bisa dapat nilai bagus dan rajin, hanya sayang lagi-lagi ada
satu hal yang menjadi citra diri Tio BUKAN LAKI-LAKI NORMAL.
Sakit hati memang mendengar Bayu berucap LAKI-LAKI NORMAL! Apa yang
Bayu lakukan semua ini sama Tio? Hanya gurauan.. Well semuanya memang
kembali pada diri kita, bagaimana kita menjadikan sebuah kata menjadi
suatu kebanggaan.. Bangga menjadi diri sendiri bangga dengan nama Tio
Perdana Wisatya!
"Tio.. Apa kamu sudah pulang nak?" suara ibunya memanggil Tio dari luar..
Tio merasa iba dan kasihan melihat ibunya membanting tulang tiap
malam demi kemajuan sekolah anaknya, tekad Tio saat ini.. Mencintai
kedua orangtuanya dan membahagiakannya!
"Iya bu.. Tio baru saja pulang, .. Tio mau makan masakan Ibu, ada ikan asin bu? Aku mau makan, laper banget dari tadi siang.."
Ibunya terlihat sangat capek berjualan, garis tua raut muka ibunya
mulai tampak, Tio ingin cepat membahagiakan ibunya, bapaknya dan
menyenangkan hati mereka..
"Iya nak.. Ibu masakin ikan asin taoge kesukaan kamu ya.., duduklah
disini cerita dengan ibu bagaimana kegiatan sekolah kamu hari ini"
Tio beranjak mendekati ibunya, duduk bercerita sebuah kisah bab
kehidupan hari ini yang dilaluinya dengan pahit, namun tak mungkin ia
ceritakan pada ibunya karena Tio harus bermanipulasi wajah menjadi
LAKI-LAKI NORMAL!
Tio beranjak tidur, jam mengarah ke pukul 1 pagi, nanti jam 9 dia
harus sudah ada di sekolah ada rapat perkemahan yang akan dibuat minggu
depan. Selamat malam Tio.. Selamat malam Bayu, semoga kamu bisa tenang
kan diri kamu, hari ini pahit tapi semoga besok tidak tambah pahit! Tio
tertidur dalam lelap malam dalam temaram lampu tempel dan nyamuk yang
hilir mudik di telinga.. Cuek saja, Tio terlelap!
Pagi ini!
Jarum jam di pukul 9! Selamat pagi Tio.. Selamat pagi semuanya..
Saat memasuki halaman sekolah, Tio terkesiap dengan teriakan seseorang
yang suaranya jelas dia kenal, jelas sekali.. Ilham! ya itu pasti suara
Ilham, teman SMP Tio yang sekarang sekolah di Singapore, maklumlah
Ilham anak orang kaya, ibunya bingung mau buang uang kemana, akhirnya
diputuskan kirim Ilham ke Singapore melanjutkan SMA disana.
"Hei Tio.. Apa kabar.. Kamu tambah oke aja.. aku sengaja tungguin
kamu disini, abis aku lupa rumah kamu" Tio terdiam nggak percaya Ilham
nungguin dia pagi-pagi di sekolah..
"Iyalah rumahku kan hanya dari seng, pastilah kamu lupa"
"Jangan gitu Tio.. Aku benar lupa, eh temanin aku sarapan yuk, aku
kangen makanan sini, nge-bubur enak kali ya.. Mau nggak?" Tanya Ilham
sama Tio.
"Ya sudah hayo aja tapi jangan lama-lama aku ada meeting perkemahan minggu depan"
Tio memandang Ilham, raut mukanya sama aja, masih innocent tanpa
dosa, tapi itulah Ilham yang Tio suka dari dia, dia nggak sombong
walaupun pewaris tunggal kekayaan ortunya, tetap Ilham yang sederhana
seperti Bayu.. Ah lagi-lagi Bayu hadir di kepala Tio.. CUKUP! Bayu is
my past! Happiness is my future!
"Tio.. Kamu tambah keren, hayo sudah punya pegangan ya?" tanya si
Ilham dengan gaya kocaknya, lucu memang wajah Ilham, ingin cubit
pipinya yang ada lekukan kecil, ingin ucek-ucek rambutnya yang ikal..
"Ah kamu bisa aja, nggak lah aku masih kaya yang dulu kok, aku lebih pentingkan belajar biar bisa cepat lulus dan kerja"
Ilham terdiam, bengong dan kaget, tapi Tio bingung kenapa nih anak kok jadi bengong gitu..
"Heh.. Kok bengong, ntar kesambet lo, kenapa sih kok kamu bingung aku ngomong gitu" Ilham masih terdiam dan baru sadar.
"Aku salut sama kamu, sudah berpikir ke masa depan, sementara aku
masih cuek, toh aku hanya kepikiran orangtua aku kaya dan mereka bisa
kasih aku apa saja tidak perlu pusing".. Sekarang gantian Tio yang
terdiam.
"Sudah deh.. Yuk makan buburnya sudah dingin nih.." sela Tio memalingkan pembicaraan.
Sambil makan mereka bergurau. Sahabat lama kini kembali, Tio
senang, Tio gembira dan lupa dengan kenangan Bayu yang sudah lewat..
Selamat datang Ilham!
"Tio.. Nanti malam temanin aku jalan yuk, aku mau makan bakso Blok S, mau nggak? Nanti aku jemput jam 8an ya.."
Ilham merajuk dengan gaya innocentnya.. Tio bingung, gimana ya
sebenarnya dia lagi males jalan, tapi ya sudah demi teman baik Tio
akhirnya mengiyakan..
"Ok jam 8 aku tunggu di depan gang rumah aku ya nih alamatnya.." Tio pergi, Ilham pergi dengan mobil dan supirnya..
Peristiwa di Bajaj!
Wow.. tepat jam 8 Ilham sudah berada di mulut gang rumah Tio. Tio
kaget.. Ilham lain banget sama tadi pagi, rambutnya baru dipotong cepak
rapi.. Wangi banget dan wanginya mengingatkan seseorang.. Bayu! pasti
perfume dia sama, dan bajunya kotak-kotak rapi dengan celana jeans
warna sepadan.. Wah ternganga Tio sekarang.
"Gila rapi banget sih lo.. Gue cuma pake baju gini, jadi minder gue!" Ilham tersenyum, manis banget.
"Sudahlah Tio.. Yuk gue laper banget, naik bajaj dari sini bisa kan?" Tio kaget lagi.
"Hah? Naik bajaj?" Ilham mengangguk sambil berjalan memanggil bajaj yang ada di ujung gang.
Di perjalanan Ilham terdiam.
"Heh kok diam aja sih? Bingung ya naik bajaj"
Ilham hanya tersenyum dalam batinnya ada sesuatu yang mau dia
katakan, tapi masih tersendat, tersendat oleh sebuah kata takut Tio
marah.
"Ilham.. Enak ya sekolah di luar negeri, bahasa Inggris kamu sudah oke banget dong"
Tio memancing pembicaraan dengan Ilham yang dilihatnya dari tadi
seperti anak manis, duduk diam aja sambil matanya bingung mau gimana..
Ilham menjawab sekenanya.
"Ah biasa aja, aku malah bosen nggak ada teman yang sebaik kamu.."
Tio terdiam dan nggak ngerti maksud Ilham, suara bajaj yang berisik seakan sepi nggak ada apa-apa.
"Masa sih nggak ada teman.. Mereka disana kan oke-oke, aku kan cuma siapa sih, teman biasa saja"
Ilham melirik ke Tio.. Dan entah kekuatan apa yang ada saat itu,
bergegas Ilham pegang tangan kanan Tio dan menatap tajam.. Tio kaget.
"Eh kenapa Ilham.. Apa salah aku.. Kenapa kamu ngeliat aku begitu"
Ilham terdiam dan tatapan tajam matanya membuat Tio agak takut.
"Saya sayang sama kamu" Ilham berbisik di telinga Tio..
Brr Tio kaget terkesiap dan spontan menarik tangannya dari genggaman Ilham..
"Tio.. Benar aku sayang kamu dan aku mau jadi pacar kamu" Sekarang gantian Tio terdiam dan Ilham mulai memancing pembicaraan.
"Kenapa Tio.. Saya tahu kamu suka dengan sesame jenis sejak kita
SMP, kamu tidak perlu bohong saya tahu setiap kamu melihat seseorang
yang kamu suka, sinar mata kamu lain.. Saya hanya mau jujur saja, saya
sayang kamu dan suka kamu.."
Tio terdiam, suara bergetar Ilham membuat dirinya bingung lagi,
kemarin baru Bayu memutuskan hubungannya sekarang Ilham temannya yang
dipikirnya seorang LAKI-LAKI NORMAL ternyata BUKAN LAKI-LAKI NORMAL.
Tio masih terdiam, bajaj tiba-tiba berhenti dan mereka berdua keluar.
"Ilham kita duduk disana saja ya, makannya nanti saja, saya mau ngomong dulu" ajak Tio sesampainya di Blok S.
Dipilihnya duduk di lapangan basket yang agak sepi dan gelap jadi
tidak terlalu ramai untuk membicarakan sesuatu yang penting. Ilham
mengangguk tanda setuju. Berjalan beriringan mereka kesana dengan
pikiran yang entah sedang berkecamuk. Tio duduk Ilham duduk, mereka
saling pandang sekarang.
"Kenapa kok kamu bilang gitu sama aku.. Terus terang Ilham, aku kaget, aku bingung mau ngomong apa"
Ilham tersenyum berusaha menarik napas panjang sebelum bilang.
"Aku tahu Tio, kesannya cepet-cepet banget, aku sudah memendam
semua ini sejak kita ketemu dan bersahabat di SMP, tapi aku bingung apa
aku benar atau aku salah.. Selama di Singapore aku terus mencari jati
diri aku yang sebenarnya, aku bertukar pikiran dengan mereka yang lebih
tua, dan mereka bilang this is your life and you have to made decision
untuk kehidupan kamu sendiri.. Aku putuskan sebelum kembali ke Jakarta
untuk ngomong sama kamu, mengenai ungkapan hati aku sama kamu, walau
terus terang aku sangat takut kamu marah.. Tapi aku yakin kamu bisa
menerimanya"
Tio terdiam seribu bahasa dan hanya menatap kosong ke depan ke ring basket yang ada di hadapannya.
"Tio.. Aku sayang sama kamu dan aku mau sama kamu terus.." Hati Tio mulai berpendar, bingung senang kaget dan entah apa lagi.
"Ilham, kamu memang sahabat aku yang paling baik, aku tahu perasaan
kamu bagaimana, I have been there my friend.. Aku jujur saja sama kamu,
kemarin adalah hari yang sangat pahit buat aku, aku memang sudah ada
seseorang dalam hati ini, tapi orang itu kemarin memutuskan hubungan
kita dengan alasan yang sebenarnya tidak bisa diterima, dia hanya
menutupi kemunafikan dia saja, takut dia dibilang sebagai BUKAN
LAKI-LAKI NORMAL.."
Tio bergetar mengucap semua itu, Ilham terpana kaget terharu dan entah apa.
"Teruskan Tio.." Ilham berkata sambil memegang tangan Tio seakan memberikan kekuatan buat dia ngomong apa isi hatinya.
"Saya sangat sayang sama Bayu, Bayu nama orang itu, kenangan sama
Bayu terus terngiang, dia seorang dokter dan aku ketemu dia sewaktu
ibuku sakit keras.. Aku masih tidak bisa berpikir Ilham.. Aku sangat
mencintai dia, memang cinta kami orang sebut sebagai cinta terlarang..
Tapi apa kesalahan yang kami buat, kami hanya manusia biasa, aku paham
perasaan kamu, .. Aku mengerti, tapi Ilham beri aku waktu, aku masih
butuh ketenangan diri, aku masih trauma dengan hubungan kemarin ini
dengan Bayu.."
Tio mohon pada Ilham untuk bisa mengerti perasaan dia.. Ilham terus memegang tangan Tio.
"Tio.. Aku benar sayang sama kamu, kamu tidak usah ragu, aku sudah
bilang semua ini dengan orangtua aku, aku tidak mau berbohong dengan
mereka, mereka memang kaget dank arena mereka tidak mau aku semakin
terperosok, makanya aku dipindahkan lagi ke Indonesia.. Aku terus
bilang sama mereka, tidak akan merubah apapun walaupun aku dipindah
kemana saja, aku sayang dengan sesama jenis dan buat aku lawan jenis
aku adalah seorang sahabat dan aku banyak memiliki sahabat wanita..
Tapi Tio.. Aku sayang sama kamu, berpuluh puluh surat aku sudah tulis
tapi tidak aku kirimkan, aku simpan dan sampai saatnya aku yakin aku
bisa ngomong dengan kamu seperti sekarang"
Tio terdiam, airmata Ilham mengalir dan Tio terpana melihat Ilham,
wajah innocentnya sangat lugu dan sinar matanya sangat tajam setajam
perasaan hatinya saat ini. Ilham memberanikan diri semakin dekat dengan
Tio dan mengecup pipi Tio.. Tio terkesiap kaget.
"Jangan.. Jangan Ilham, jangan sekarang aku belum siap, beri aku
waktu, kita lihat setelah kita jalan bersama, apakah ini jalan hidup
kita, aku tidak mau kata-kata Bayu terulang lagi oleh kamu.." Ilham
menunduk dan "Maaf Tio aku tidak tahu kamu begitu terpukul.. Aku
mengerti maafkan aku"
Tio memandang Ilham dan tersenyum.
"Ilham aku terima kasih kamu sudah mau menyayangi aku, tapi kita
jalan dulu ya.. Kita bersabahat seperti dulu, ketawa sama-sama sedih
sama-sama pokoknya kita jalanin dulu ya.."
Ilham tersenyum dan seakan ingin menguras semua perasaan hati selama ini. Tersenyum dan mereka sama-sama bilang.
"Yuk makan, aku laper banget" keduanya ketawa berpegangan tangan
keluar dari lapangan basket dan makan bakso Blok S kesukaan mereka
sejak SMP.
Waktu berjalan, setahun sudah Ilham dan Tio jalan bersama, suka
duka senang susah pahit manis mereka jalani bersama, sampai suatu saat.
"Tio.. Aku mau nagih janji kamu dulu.. Aku makin sayang sama kamu, apa aku boleh mencium pipi kamu" Tio terdiam..
"Ilham sayang, aku mau ngomong sama kamu.. Aku tahu perasaan kita
selama ini, aku cuma nggak mau nanya aja sama kamu, sejak SMP aku
selalu perhatiin kamu, kamu baik dan well aku juga suka sama kamu..
Tapi aku lagi-lagi masih trauma apakah suatu saat kamu akan
meninggalkan aku demi sebuah kata AKU LAKI-LAKI NORMAL?"
Ilham terdiam.. Dan menatap wajah Tio.
"Tio.. Aku benar-benar sayang sama kamu dan aku mau kita bersama-sama terus.."
Ilham memegang tangan Tio dan Tio terdiam agak lama sampai berujar
"Ilham.. Aku juga sayang sama kamu, aku mau kita sama-sama terus, tapi
da satu kata JANJI dengan aku kalau kamu melakukan semua ini murni
karena KAMU SAYANG AKU"
Ilham terdiam tersenyum dan menatap tanpa kata tapi dengan ciuman
di pipi Tio. "Aku cinta kamu Tio.." Begitulah sebuah awal kisah kasih
cinta terlarang yang manis, semanis arti cinta itu sendiri, cinta tidak
boleh dipaksakan dan cinta bukanlah suatu halangan, tidak ada kata
sempurna dalam cinta namun bagaimana sempurnanya cinta untuk hidup
kita.
Sepuluh Tahun berjalan.. Kisah Cinta Terlarang Ilham dan Tio..
Keduanya sudah bekerja dan hidup bersama, tidak ada rasa curiga dari
keluarga Tio, kedua orangtuanya sudah tahu Ilham siapa, Ilham sebagai
teman baik To sejak SMP. Orangtua Ilham awalnya tidak bisa menerima
kisah cinta mereka berdua namun sekarang Ilham sudah dewasa, kedewasaan
seseorang adalah jalan terbaik untuk bisa membuktikan cinta terlarang
mereka bukanlah hal yang tabu, mereka berkarya untuk lingkungannya,
mereka bercinta dengan kasih sayang yang mulia, tidak ada kata TERPAKSA
dan hanya kata SAYANG yang sering terucap dari keduanya..
Di Rumah Sakit!
"Mbak saya mau daftar, ada dokter untuk jam 5 nanti?"
Tio bergegas ke rumah sakit setelah flu yang ia derita tak kunjung
sembuh, Ilham tidak bisa mengantar karena harus ke Bandung untuk urusan
penting. Ada.. Dengan dokter Rianubayu dan adik di nomor sepuluh. Tio
terdiam dan terkesiap Rianubayu.. Bukankah itu nama lengkap Bayu,
seseorang yang pernah ada dalam kehidupannya, entah apa perasaan Tio
saat itu.
"Dik bagaimana mau didaftarkan atau tidak" Tio terkesiap dan.
"Ya tolong didaftarkan"
Ada apa ini, kenapa ini, kenapa Bayu datang lagi dalam
kehidupannya.. Kenapa gue masih ada perasaan rindu dengan Bayu.. Cukup!
gue sudah punya Ilham dan kita saling menyayangi.. Cukup Bayu adalah
masa lalu.. Pahit dan getir dalam babak kehidupan Tio.
"Selamat sore.. Silakan masuk"
Tio masih ingat benar dengan suara Bayu, bergetar dan berwibawa..
"Kamu Tio? Tio Perdana Wisata?"
Tio terdiam tanpa ada kata terus menatap Bayu yang terlihat sudah agak tua dan sangat lain, hanya suaranya saja yang sama..
"Tio.. Apa kabar.. Saya sungguh tidak menyangka kita bisa bertemu
lagi seperti sekarang ini" Tio terdiam, suster masuk dan menanyakan
sesuatu ke Bayu sampai dia keluar lagi.
"Tio.. Maafkan saya kemarin ini, saya bingung saya harus memahami
tuntutan orangtua saya, saya tidak tahu harus berbuat apa, sampai saya
harus mengorbankan perasaan cinta kita berdua, saya tahu saya BUKAN
LAKI-LAKI NORMAL tapi demi keluarga saya harus bertingkah seperti
LAKI-LAKI NORMAL.. Saya cerai dengan istri saya yang dijodohkan ibu
saya.. Semuanya pahit dan sampai saat ini saya tidak memiliki
siapa-siapa, .. Saya hanya ingin berbakti kepada pekerjaan.. Sampai
saya ketemu kamu sekarang"
Suaranya makin bergetar dan tidak terasa Bayu sudah menitikkan air matanya. Tio terdiam dan berusaha tenang.
"Bayu.. Kamu adalah masa lalu saya.. Saya sudah cukup pahit dengan
perkataan yang kamu ucapkan terakhir kali, saya mengerti di dunia ini
cinta terlarang seperti kita sangat sulit, biarpun kita sedalam apapun,
tapi yang namanya harga diri, kehormatan dan lain-lain semuanya diatas
cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa dibeli.. Cukup Bayu.. Saya sudah
mengerti semua itu, saya sekarang sudah.."
Tio tidak meneruskan kata-katanya.. Tersedak dan tiba-tiba
handphone di tangannya berdering, Tio berusaha menjawab.. Di layer HP
terlihat nama Ilham.. Oh Ilham kamu dewa penolong aku.. Aku makin
sayang sama kamu.
"Ya sayang" Tio menjawab, Bayu terdiam bingung..
"Sayang aku ada di rumah sakit kamu ada di ruang praktek berapa?
Kenapa kamu nggak bilang aku kalau kamu periksa sayang? Tio menjawab.
"Ruang 14 sayang nggak jadi ke Bandung" Bayu masih terdiam dan
sorot matanya menajam ketika Tio mengucap kata SAYANG pada orang yang
di telpon..
"Ya sebentar aku kesana ya.. Tunggu aku sayang"
Ilham menutup telponnya. Tio masih terdiam, tugas utama Bayu yang
seharusnya memeriksa Tio tidak dilakukan, dan Tio juga masih terdiam
hingga keduanya mendengar ketokan pintu.
"Permisi.. Sayang kamu nggak apa-apa kan.."
Tio beranjak dari kursi dan Bayu salah tingkah bingung harus bagaimana sampai Tio berucap.
"Dr. Bayu kenalkan ini pasangan hidup saya, Ilham"
Bayu terperanjat dan berusaha bersikap netral asmbil menjabat tangan Ilham.
"Saya Ilham.." suaranya mantap.
"Terima kasih dokter dan saya mohon pamit" Tio membuka sekaligus menutup pembicaraan.
Bayu masih terdiam.. Inikah balasan yang pantas aku terima, dengan
menyia-nyiakan cinta terlarang yang manis cinta terlarang yang murni
dan apakah ini diri aku yang sebenarnya.. Bukan! aku bukan seperti yang
mereka harapkan, aku hanya seorang laki-laki yang mengharapkan cinta
terlarang dan aku BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!
Tio dan Ilham berjalan dengan langkah santai namun pasti menyambut
masa depan mereka, masa depan sebuah cinta terlarang, cinta yang tulus
dan mereka bangga berucap AKU BUKAN LAKI-LAKI NORMAL!
E N D
----
« Chatting Zone
« Back
« Home
« Kembali ke atas
1 : 2 : 35274