watch sexy videos at nza-vids!
HomeCerita 18+Tips SexFotoFilm

Film HotMama Wiwid Gunawan

Ngintip Celana Dalam Istri Pejabat

Gadis Eksibisionis
2012-09-09 | 09:05:20
Gadis Eksibisionis I

Cerita ini adalah cerita sebenarnya, hanya nama saya yang saya ubah supaya tidak terlalu jelas jati diriku. Walaupun begitu, mungkin ada pembaca (teman kost atau teman kantor saya) yang tahu siapa sebenarnya saya. Nama saya, sebut saja Vina, saat ini kost di bilangan Setia Budi dan baru satu tahun bekerja salah satu bank di Jakarta. Tempat kost saya dihuni oleh 12 orang, 9 lelaki dan 3 perempuan. Saya sengaja untuk mencari tempat kost yang banyak laki-lakinya. Hampir semua sudah bekerja kecuali 2 orang yang masih kuliah. Sebagai gambaran, tinggi saya 166 cm dengan berat 49 kg. Wajah saya tergolong cantik dengan kulit yang putih mulus (orang tua saya berasal dari Sulawesi Utara) dan ukuran buah dada yang cukup besar. Dibandingkan dengan tubuh saya yang langsing, apabila saya memakai baju kaos yang sedikit ketat, maka mata laki-laki dipastikan akan jelalatan ke arah dada saya. Saya harus mengakui kalau saya sedikit tidak normal karena saya tergolong eksibisionis.

Sejak SMA saya sepertinya senang apabila tubuh saya dilihat oleh orang. Mengetahui bahwa ada lelaki yang terangsang melihat tubuh saya seringkali membuatku terangsang juga dan apabila saya sedang bermasturbasi kadang-kadang saya membayangkan banyak lelaki yang memandangi tubuh telanjang saya. Salah satu tujuan saya menulis cerita ini juga untuk kepuasan saya sendiri (saya harapkan ada pembaca yang juga terangsang dengan tulisan saya). Sebagai tambahan informasi untuk pembaca, rambut kemaluan saya sangat lebat dan ini juga sering saya gunakan untuk menggoda pria. Saya sengaja tidak pernah mencukurnya walaupun celana dalam saya tidak cukup lagi untuk menutupi rambut kemaluanku (ada saja yang terlihat di kiri dan kanannya). Kalau saya sedang berenang dan kira-kira ada yang ingin saya goda, saya akan sengaja keluarkan sedikit rambut kemaluan saya supaya terlihat. Saya akan berenang perlahan-lahan di depan laki-laki itu (saya akan pilih yang memakai kacamata renang) dan sengaja membuka pahaku lebar-lebar supaya dia dapat melihat selangkanganku dan rambut kemaluanku dengan jelas. Di luar air, saya akan jalan bolak-balik di depan pria dan pura-pura tidak tahu bahwa rambut kemaluan saya terlihat.

Waktu saya masih kuliah di Australia, saya sering pergi ke pantai bersama teman-teman dan mungkin saya satu-satunya wanita Indonesia yang berani berjemur topless di pantai yang ramai. Saya akan tiduran dan menutupi wajahku dengan topi atau handuk. Dengan begitu teman-teman priaku dan orang-orang yang lewat dapat dengan leluasa memandangi tubuh saya yang hampir telanjang. Kebanyakan dari bikini yang saya miliki sangat mini ukurannya dan bermodel G-string sehingga walaupun saya masih memakainya dengan lengkap, saya sudah hampir-hampir telanjang. Walaupun banyak wanita bule yang berjemur topless di pantai-pantai di Australia, saya masih sering menjadi perhatian pria. Mungkin selain tidak ada lagi orang Asia yang mengenakan G-string atau topless, rambut kemaluan saya yang muncul di sisi G-string saya menjadi daya tarik tersendiri. Kalau lagi nekat, saya akan kenakan bikini kuning yang lapisan dalamnya sengaja saya buang sehingga begitu terkena air, maka akan terlihat jelas kemaluan saya dan rambutnya yang sangat lebat itu. Puting saya juga akan terlihat jelas di balik bahan yang tipis itu. Kalau saya kenakan itu, tidak ada mata pria yang tidak memandang ke arah saya dan itu memberikan kesenangan tersendiri bagi saya.

Oke, balik ke tempat kost-ku. Di tempat kost, kamar saya ada di lantai atas dan saya satu-satunya penghuni lantai atas yang wanita. Di depan kamarku ada jendela yang menghadap ke ruang tengah dan ditutupi dengan gorden. Kadang-kadang bila ada orang yang duduk-duduk di ruang tengah, saya buka gordennya sedikit (kira-kira 5 cm) dan berganti baju dengan melepaskan seluruh pakaianku satu persatu di tempat yang terlihat dari luar melalui celah kecil di gorden yang sengaja saya buka. Saya mengharapkan ada yang melihat dan kalau ada yang benar-benar melihat, saya akan berpura-pura tidak tahu kalau gorden kamar saya terbuka sedikit.

Oh ya pembaca, mungkin ini cukup lucu, tapi setiap kali saya keluar kamar mandi, biasanya lebih banyak orang yang duduk-duduk di ruang tengah daripada sebelum saya mandi. Saya yakin penyebabnya adalah mereka mau menunggu saya keluar kamar mandi. Setiap selesai mandi, saya hanya mengenakan baju kaos dan celana pendek (tanpa bra dan celana dalam). Kadang-kadang bila baju kaosnya cukup panjang (walaupun masih 15-20 cm di atas lutut) saya tidak memakai celana pendek dan celana dalam lagi. Tentunya mereka tahu hal ini karena putingku jelas menonjol di balik baju kaosku dan tidak terlihat garis celana dalamku. Pernah ada yang menanyakan langsung, "Vin, lu di rumah gak pernah pakai CD dan bra yah, pada tahu tuh satu kost.." Saya hanya menjawab, "Ah, di rumah ini, lagian juga gak kelihatan-kelihatan amat kan?" Apabila saya mengenakan baju kaos tipe you can see dengan potongan dada rendah, saya suka sengaja membungkukan badan (pura-pura mengambil koran, majalah atau apa) dan membiarkan teman kost-ku untuk melihat buah dadaku dari depan atau samping. Tentunya hal ini saya lakukan dengan seolah-olah tidak sadar (saya sudah sangat ahli untuk melakukan ini).

Pembaca, untuk membuat mereka terangsang, saya cukup memperlihatkan buah dada saya sepintas dan dapat saya melihat reaksinya langsung dari depan celana pendek mereka yang menonjol. Kadang-kadang kehadiran saya saja di depan mereka dengan mengenakan baju tanpa bra saja sudah membuat mereka terangsang. Beberapa dari mereka sepertinya anak baik-baik tapi ternyata mereka juga sering mencuri-curi pandang ke buah dadaku. Sampai saat ini, tidak ada satu orang lelaki pun di kost saya yang belum pernah saya goda atau saya perlihatkan buah dada saya walaupun hanya sepintas. Sepertinya kalau saya tidak mampu membuat teman-teman kost-ku terangsang adalah suatu kegagalan. Aneh kan pembaca?

Dari semua lelaki di kost, ada satu yang kusuka, sebut saja namanya Martin. Dia bekerja di perusahaan Telekomunikasi dan menurutku anaknya lumayan ganteng. Martin tergolong pemalu dan walaupun sepertinya dia juga naksir aku, dia tidak berani untuk mengajakku pergi keluar. Satu malam (aku ingat tanggalnya adalah 20 November 2000) saya meminjam beberapa VCD dan saya tanya Martin apakah dia mau ikutan nonton di kamarku. Salah satu film yang aku pinjam adalah, "There's Something About Mary." Martin bilang kalau dia akan ke kamarku 15 menit lagi karena dia mau mandi dulu. "Wah, ini suatu kesempatan," pikir saya. Saya pun segera ke kamar dan berganti pakaian dengan baju tidur putih tanpa lengan yang tipis dan celana putih yang sangat pendek dan bawahnya lebar. Tentunya saya tidak mengenakan bra dan CD lagi seperti biasanya. Dengan baju itu, buah dada dan putingku yang berwarna coklat kemerahan terlihat jelas sekali. Terus terang saya menunggu-nunggu kesempatan untuk memakai baju itu di depan Martin. Saya tahu kalau pria akan lebih terangsang melihat saya dengan baju itu daripada saya telanjang sama sekali. Berselang beberapa saat, Martin mengetuk pintu kamar dan saya persilakan masuk. Dia sangat kaget melihat baju yang saya kenakan dan menanyakan apakah saya mau ganti baju dulu. Saya jawab, "Malas ah, habisnya gerah dan kan juga cuma kamu aja di sini. Pintunya juga ditutup kok."

Pada saat nonton, saya duduk di ranjang dan dia duduk di lantai kamar. Saya bersender ke tembok dan memalingkan kepala ke arah TV. Dengan begitu Martin bisa dengan bebas memandang ke arah buah dada saya. Memang semua ini sengaja saya atur. Saya juga duduk dengan posisi kaki lurus dengan paha sedikit terbuka. Karena posisi dia duduk di bawah, maka matanya sejajar dengan celana saya. Tentunya karena celana pendek saya bawahnya lebar, kemaluan saya dapat terlihat olehnya. Dari sudut mata saya, saya tahu kalau Martin terus memandangi saya dari atas sampai ke bawah, jadi bukan film yang dia tonton. Terus terang, hal ini membuat saya terangsang dan tanpa saya sadari kemaluan saya mulai basah. Untuk memberikan tontonan lebih heboh lagi pada Martin, saya pura-pura ingin turun dari ranjang untuk mengambil sesuatu tapi sebelum turun saya berdiri dulu beberapa saat dan melihat ke TV seolah-olah saya sedang seru nonton film. Dengan berdiri di ranjang dan posisi dia duduk di lantai, Martin akan dengan mudah melihat kemaluan saya dari bawah secara jelas. Mungkin bila rambut kemaluan saya tidak terlalu lebat, dia bisa melihat bibir kemaluanku juga. Hal ini saya lakukan beberapa kali sampai akhirnya dia tidak tahan lagi dan bilang, "Vin, gua dari tadi perhatiin lu dan gua terangsang banget nih, apalagi kalau lu berdiri-diri kaya begitu."

Pembaca, akhirnya kata-kata yang saya tunggu-tunggu itu keluar juga dari mulut Martin. Saya jawab, "Gua tahu kok kalau lu dari tadi juga lihatin gua dan terus terang aja gua sengaja untuk bikin lu terangsang. Berhasil juga kan gua, he.. he.. he.." Dengan jawaban saya itu, Martin sepertinya mendapat angin dan dia langsung berdiri dan berjalan ke arah tempat tidur dan mulai menciumi saya dengan penuh nafsu. Ketika tangannya mulai menggerayangi buah dada saya, saya coba hentikan dia dan memintanya untuk mundur beberapa langkah.

Dia pun mundur dan saya memintanya mengamati apa yang akan saya lakukan. Saya berdiri dan dengan perlahan-lahan melepaskan baju tidur yang saya kenakan. Saya turunkan kedua talinya dari samping dan perlahan-lahan baju itu saya jatuhkan dengan posisi tangan yang masih menutupi buah dada saya. Saya lihat Martin menelan ludahnya dan dengan perlahan saya turunkan kedua tanganku sehingga Martin dapat melihat dada saya yang telanjang. Saya lihat Martin mengamati puting susu saya yang lingkarannya cukup besar dan berwarna coklat kemerahan, sangat kontras dengan tubuh saya yang putih mulus. Dia mencoba melangkah maju. "Stop, saya belum selesai," kataku. Kemudian saya membalikan badan dan membungkuk.

Perlahan-lahan saya turunkan celana pendek saya sehingga dia dapat melihat kemaluan saya yang ditumbuhi rambut lebat dari belakang. Setelah celana saya lepas, saya berbalik dan memamerkan tubuh saya yang tidak ditutupi selembar benang pun ke Martin. Martin kaget melihat rambut kemaluan saya dan bilang kalau seumur hidupnya, belum pernah dia melihat rambut kemaluan selebat punya saya. Menurut dia saya sangat sexy dan dengan pujian seperti itu, saya jadi semakin terangsang dan ingin memperlihatkan yang lebih lagi. Saya pun tiduran di ranjang dengan kaki saya buka lebar-lebar sehingga Martin yang masih berdiri dan berpakaian lengkap dapat melihat kemaluanku dengan jelas. Saya sibakkan rambut kemaluan saya dan perlahan-lahan membuka bibir kemaluan saya sehingga terlihat olehnya vagina saya yang berwarna merah muda. Saya sudah sangat terangsang dan vagina saya sudah basah. Saya masukan satu jari ke dalamnya dan setelah itu mulai bermasturbasi di depan Martin. Martin ingin mendekati saya, sepertinya dia juga sudah tidak tahan, tapi saya larang dia sampai saya selesai. Martin menurut dan hanya berdiri menonton saya bermasturbasi. Saya tahu betapa tersiksanya dia karena begitu menginginkan saya saat itu juga, tapi saya larang. Dengan pantat sedikit terangkat, saya terus bermasturbasi dan membuka kaki saya lebar-lebar.

Setelah kurang lebih 3 menit, saya pun orgasme dan ini adalah salah satu orgasme yang paling hebat yang pernah saya rasakan. Memang selama ini saya sering membayangkan bermasturbasi dengan ditonton oleh orang lain. Kalau selama ini saya bermasturbasi sendiri di kamar, sekarang ada yang menonton dan sensasinya sangat luar biasa (mungkin hal ini aneh bagi pembaca, tapi saya benar-benar menikmati hal ini).

Setelah orgasme, baru saya izinkan Martin menghampiri saya. Saya lepaskan baju kaos dan celana pendek yang dikenakannya. Martin sudah terangsang dan kemaluannya menonjol di balik celana dalamnya. Saya pun melepaskan celana dalamnya dan sekarang Martin berdiri telanjang di hadapanku. Seperti saya sudah duga, tubuh Martin sangat atletis dan dadanya juga cukup bidang karena dia rajin ke Gym 2 kali seminggu.

Saya minta Martin untuk menjilati tubuh saya dan tanpa disuruh dua kali dia mendorong tubuh saya ke ranjang dan membuka paha saya lebar-lebar. Dia pun naik ke atas saya dan mulai menjilati seluruh tubuh saya, mulai dari buah dada, puting dan terus sampai ke selangkangan. Rambut kemaluan saya disibakkannya dan dia mulai menjilati klitoris saya. Pembaca, kenikmatannya tidak dapat saya gambarkan di sini dan saya hanya dapat memejamkan mata dan mengangkat kedua tangan saya ke atas kepala. Selang beberapa saat, saya pun mengalami orgasme lagi dan pada saat orgasme saya tekan kepalanya ke kemaluanku keras-keras.

Kemudian Martin berdiri di sisi ranjang dan menarik tubuh saya sehingga pantat saya berada di pinggir ranjang. Perlahan-lahan Martin memasukan penisnya ke kemaluanku dan menompangkan kaki saya di pundaknya. Dia mencoba untuk merapatkan paha saya dan mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur dan makin lama makin cepat. Saya merasakan kenikmatan luar biasa dan mengalami orgasme lagi yang tidak kalah hebatnya dengan yang sebelumnya. Kita mengganti posisi beberapa kali dan Martin sepertinya tidak mau keluar juga. Hampir setengah jam kami bercinta dan akhirnya Martin mencabut penisnya cepat-cepat dan menyemprotkan spermanya di badanku. Setelah membersihkan badan saya dengan tissue, kami berpelukan dengan perasaan yang puas dan Martin tidur di kamarku sampai pagi. Walaupun sebelumnya saya sudah sering berhubungan dengan bekas pacar-pacar saya sepertinya itu adalah seks terhebat yang pernah saya rasakan.

Setelah kejadian malam itu, kami jadi sering tidur bersama dan Martin mulai berani melarang saya untuk menggoda teman kost lain atau mengenakan baju sexy di luar kamar. Hal ini seringkali menyebabkan pertengkaran karena saya tidak suka dilarang dan bahwa saya adalah seorang yang cenderung eksibisionis adalah kenyataan yang harus dia terima. Saya pernah mengancam akan pindah kost bila dia masih mempermasalahkan masalah ini. Saya tekankan pada Martin walaupun saya menggoda pria lain untuk membuat mereka terangsang, saya tidak pernah ada niat untuk tidur dengan mereka. Martin akhirnya bisa memaklumi kelainan saya dan dengan mendapat restu darinya, belakangan ini saya jadi semakin gila. Tidak hanya di kost, saya juga mulai menggoda teman-teman pria di kantor. Bila mengenakan rok pendek (yang hampir setiap hari), saya sering sengaja memperlihatkan celana dalam saya, tentunya dengan berpura-pura tidak tahu. Hampir semua celana dalam saya cukup transparan sehingga teman-teman kantor saya dapat melihat rambut kemaluan saya di balik celana dalam yang saya kenakan. Sering juga saya mengenakan G-string yang sangat minim sehingga mereka dapat melihat kemaluan saya dengan sangat jelas. Mungkin saya sudah jadi bahan omongan satu kantor, ini terbukti dari salah satu teman wanita yang menasehati saya untuk lebih berhati-hati bila duduk karena banyak laki-laki yang sering melihat celana dalam saya dan berkomentar kalau rambut kemaluan saya sangat lebat. Ada juga yang menggoda saya dan bilang kalau saya ulang tahun akan dihadiahi pisau cukur. Terus terang saya tidak peduli dan malah menikmati komentar-komentar itu karena berarti usaha saya berhasil.

Pembaca, kadang-kadang saya sadar kalau yang kebiasaan saya ini tidak normal. Saya pernah ingin berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruk ini tapi setiap kali saya mau mencoba, saya selalu gagal karena saya benar-benar menikmati sensasi yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan eksibisionisme saya ini.


E N D
Gadis Eksibisionis II

Ini adalah cerita saya yang kedua. Bagi anda yang pernah membaca cerita saya sebelumnya (Gadis Eksibisionis, 1st), pasti tahu sedikit banyak tentang saya.

Sekarang saya tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Selatan dan sudah tidak kost lagi. Saya pindah karena saya sudah putus dengan pacar saya yang tadinya satu kost dengan saya. Tidak enak rasanya bila harus terus bertatap muka dengan dia di tempat kost saya yang lama. Sudah dua bulan ini saya tinggal sendiri dan saya mulai menikmati kesendirian ini. Yang pasti, dengan tinggal sendiri saya bebas melakukan apa saja di apartement tanpa ada yang perduli.

Untuk informasi pembaca, saya tidak pernah mengenakan apapun di apartement, kecuali bila ada tamu. Begitu pulang, yang pertama saya lakukan adalah membuka semua pakaian saya dan saya baru berpakaian lagi bila mau keluar. Tirai jendela juga saya buka lebar-lebar, dan karena apartement saya berhadapan dengan bangunan apartement lain, penghuni-penghuni apartemen di depan saya dapat melihat ketelanjangan saya.

Ada satu orang yang sering menggunakan teropong di malam hari dan menikmati tubuh saya. Saya senang bila ada yang menonton, dan kadang-kadang saya keluar ke beranda tanpa mengenakan apapun. Bila kebetulan saya membawa teman pria ke apartement, seringkali kami bercinta di beranda atau di kamar dengan jendela dibuka lebar-lebar dan lampu menyala terang. Saya yakin, penghuni?penghuni lain dapat melihat dengan jelas, dan hal itu juga membuat saya semakin bernafsu.

Kali ini saya mau menceritakan pengalaman saya sekitar dua bulan lalu di Cebu, Philippina. Saya baru pindah kerja ke perusahaan multinasional beberapa bulan lalu, dan saya dikirim untuk training selama seminggu di Cebu. Training diadakan di sebuah hotel berbintang lima yang letaknya persis di tepi pantai.

Sejak hari pertama, saya tahu kalau banyak rekan pria baik dari Indonesia maupun negara-negara lain yang terus mencuri-curi pandang ke arah saya. Saya memang belum berani untuk memakai pakaian yang seksi, karena tidak mau mendapat cap yang tidak-tidak dari awal. Maklum, saya baru masuk di perusahaan itu.

Dari semua peserta training, ada satu peserta dari Thailand yang menurut saya menarik. Badannya bagus dan orangnya juga sangat simpatik. Saya tahu kalau dia juga suka dengan saya, karena dia sangat perhatian kepada saya sejak hari pertama kami berkenalan. Di hari ketiga training, saya pergi ke Gym sekitar jam 6 sore untuk exercise dengan treadmill. Ternyata dia (namanya Nui) juga ada disitu. Wah, kesempatan yang sangat baik untuk menggoda dia, pikirku.

Saya masuk ke kamar ganti dan berganti pakaian dengan baju senam dan celana pendek. Di kamar ganti, saya sengaja lepas busa tipis pelapis di bagian dada. Karena baju senam saya berwarna merah muda, saya tahu bila saya keringatan, pasti puting saya akan terlihat jelas.

Begitu keluar dari ruang ganti, Nui melihat ke arah saya dan juga satu pria lagi yang kebetulan ada di Gym juga. Pandangannya langsung tertuju ke buah dada dan puting saya yang menonjol di balik baju senam yang tipis dan ketat itu. Saya mengobrol dengan dia sebentar dan mulai berlari-lari di treadmill.

Beberapa menit kemudian, saya sudah mulai keringatan dan baju senam saya mulai basah dengan keringat. Puting saya yang berwarna coklat kemerahan juga tercetak dengan jelas. Saya tahu kalau Nui terus melihat ke arah dada saya. Sekitar 15 menit kemudian saya berlatih alat-alat lainnya, dan waktu saya perhatikan, ternyata Nui sudah terangsang, dan hal ini terlihat dari tonjolan di balik celana pendeknya. Ternyata usaha saya berhasil..!

Setelah selesai, saya tanya Nui apakah mau ikut ke tempat sauna yang terletak di sebelah Gym. Dia bilang kalau dia akan segera menyusul. Tidak lama setelah Nui masuk, saya berdiri dan melepas celana pendek saya. Saya bilang kalau saya takut celana saya basah oleh keringat. Karena baju senam saya sebenarnya untuk dipakai sebagai lapisan kedua di luar celana senam, otomatis dari belakang modelnya seperti G-string dan di bagian selangkangan juga tidak ada lapisan lagi. Bulu kemaluan saya tidak dapat ditutupi oleh baju senam yang mini itu, dan di kiri-kanan selangkangan saya terlihat jelas bulu-bulu kemaluan saya.

Mata Nui langsung tertuju ke kemaluan saya, dan dia pun berkomentar, "Wow, that's nice.. I like what I'm seeing.."
Saya hanya tersenyum dan duduk menyender menghadap Nui. Satu kaki saya angkat sehingga Nui dapat melihat kemaluan saya lebih jelas. Mata saya pun saya pejamkan sehingga dia dapat leluasa melihat buah dada dan kemaluan saya dengan rambutnya yang lebat itu. Selang beberapa saat, tiba-tiba Nui bangun dan mencium saya. Terus terang, pertama-tama saya kaget, tapi saya pun membalas ciumannya dan mulai saling berpagut lidah dengan penuh nafsu.

Saya masukkan tangan saya ke dalam celana pendeknya dan kemaluan Nui sudah sangat tegang. Ukurannya juga cukup besar. Saya lepas celana pendek dan celana dalamnya dan mulai memberikannya oral seks.

Wah pembaca, karena tubuh kami penuh dengan keringat, kemaluannya juga terasa asin oleh keringatnya. Tapi memang dengan begitu kami menjadi lebih bernafsu. Nui menyuruh saya melepaskan pakaian yang saya kenakan, dan tanpa diminta dua kali, saya lepaskan baju saya. Sekarang saya berdiri telanjang bulat di hadapannya, dan saya minta dia untuk menjilati tubuh saya. Saya tiduran di bangku panjang di tempat sauna, dan Nui mulai menjilati tubuh saya dari atas ke bawah. Cukup lama dia menjilati puting saya, dan akhirnya mulai turun dan menjilati selangkangan saya yang basah oleh keringat dan juga cairan kemaluan saya.

Pembaca, sungguh nikmat rasanya, dan saya mengalami dua kali orgasme hanya dengan oral seks yang dilakukan Nui ke saya. Begitu saya selesai orgasme yang kedua kalinya, Nui mengangkat badan saya dan membuka kedua kaki saya lebar-lebar. Dia sempat menjilati dulu klitoris saya sebelum kemudian memasukkan kemaluannya ke dalam vagina saya.

Ternyata bercinta di tempat sauna sangat nikmat karena tubuh kami penuh dengan keringat, dan ini merupakan suatu sensasi yang berbeda. Setelah beberapa kali berganti posisi, akhirnya Nui orgasme, dan kami pun berpelukan beberapa saat. Tidak terasa, ada sekitar 25 menit kami di tempat sauna. Untung temperatur tidak kami set panas-panas, karena kalau tidak mungkin kami sudah dehidrasi di dalam. Keluar dari tempat sauna, kami pun langsung ke kamar ganti masing-masing, dan sebelumnya membuat janji untuk bertemu di tempat makan malam di dekat pantai.

Setelah mandi, saya mengenakan baju panjang berwarna biru muda dengan motif bunga-bunga yang bahannya cukup tipis. Saya tahu bahwa saya terlihat seksi dengan baju itu. Apalagi dengan tidak mengenakan apa-apa lagi di baliknya.

Sejak keluar dari kamar, setiap ada yang berpapasan dengan saya pasti menoleh dan memperhatikan tubuh saya di balik baju itu. Ini adalah saat-saat yang saya nikmati. Saya senang bila para pria melihat saya dan membayangkan apa yang ada di balik baju tipis yang saya kenakan itu.

Begitu sampai di restoran, Nui sudah menunggu saya dan begitu bertemu, dia langsung memuji saya.
"You look very sweet tonight, honey.." katanya.
Siapa yang tidak senang mendapatkan pujian itu dari pria seperti Nui. Waktu makan malam saya tanya Nui apakah dia mau bercinta di pantai setelah makan malam. Dia mengiyakan, dan sepanjang makan malam rasanya saya tidak sabar dan ingin cepat-cepat bercinta lagi dengan Nui.

Selesai makan malam, sekitar jam 9 malam, kami berjalan ke pantai. Pantainya sepi dan hanya terlihat beberapa nelayan yang sedang melaut. Karena lokasi hotel yang dekat pantai, saya tahu kalau dari kamar hotel, para tamu dapat melihat kami walaupun tidak jelas karena lampu di pantai tidak terlalu terang.

Begitu sampai di satu tempat yang cukup strategis, saya tantang Nui untuk melepaskan semua pakaian yang dikenakannya. Karena belum pernah telanjang di tempat terbuka seperti itu, awalnya Nui tampak segan untuk membuka pakaiannya. Saya bilang kalau saya lepas baju saya, dia juga harus membuka bajunya. Nui pun mengangguk setuju. Saya buka kancing baju saya perlahan-lahan dan langsung menjatuhkan baju saya ke pasir. Nui kaget kalau ternyata saya tidak mengenakan apa-apa lagi di balik baju saya. Walaupun tidak terlalu terang, masih cukup jelas bagi dia untuk melihat tubuh saya yang telanjang, dan karena mulai terangsang, Nui juga kemudian melepaskan pakaiannya.

Begitu celana dalamnya dilepaskan, terlihat kalau kemaluannya mulai menegang. Saya minta dia berdiri di tempatnya, dan saya mulai berjalan-jalan di depannya dan mempertontonkan tubuh saya. Mata saya tertuju ke hotel dan meneliti kamar demi kamar, apakah ada tamu hotel yang melihat kami. Saya lihat ada tiga kamar yang penghuninya sedang melihat keluar ke arah pantai, dan pastinya mereka juga memperhatikan kami. Kemudian saya berjalan ke arah laut dan memanggil Nui. Nui menghampiri saya, dan kami pun bercinta di laut. Ini memang bukan pengalaman pertama saya, karena sebelumnya saya juga pernah melakukannya waktu kuliah di Australia.

Pembaca, ternyata mulai banyak yang menonton kami dari kamar-kamar hotel, dan bagi saya itu menambah kenikmatan saya. Setelah selesai, Nui balik ke pantai dan mencoba untuk mengeringkan tubuhnya yang basah dengan tangannya (kami tidak membawa handuk). Setelah itu, dia pun mulai mengenakan kembali pakaiannya. Saya sendiri masih berjalan-jalan di pantai tanpa mengenakan apapun, dan Nui berdiri sambil terus memandangi saya. Saya benar-benar menikmati berjalan-jalan di pantai itu dengan ditontoni oleh banyak orang.

Hari Sabtu paginya seharusnya kami sudah dijadwalkan untuk pulang. Saya bilang ke rekan?rekan dari Jakarta kalau saya mau jalan-jalan dulu, dan baru pulang keesokan harinya. Saya juga minta Nui untuk tinggal sehari lagi, dan saya ajak dia menyewa speed boat dan pergi ke sebuah pulau yang letaknya sekitar 35 menit dari tempat kami menginap. Speed boat-nya cukup besar dengan dek depan yang dapat dipakai untuk berjemur, dan pengemudi kapal di dek atas.

Di tengah perjalanan, saya mulai melepaskan pakaian saya. Nui kaget dan melarang saya, karena di speed boat juga ada pengemudi kapal di atas.
Saya bilang, "Biar aja dia lihat, toh habis ini juga saya tidak akan ketemu dia lagi. Juga kan tidak ada salahnya sekali-sekali kasih kebahagiaan untuk orang lain.." candaku.

Saya pun mulai melepaskan satu persatu pakaianku dan tiduran di dek depan. Pengemudi kapal kami tampak kaget dan terbelalak melihat saya dengan santainya tiduran tanpa mengenakan selembar benang pun. Saya yakin, selama ini belum pernah dia membawa turis yang senekat saya. Apalagi di kiri kanan kapal kadang-kadang kami berpapasan dengan kapal lain yang tentunya juga bisa melihat saya.

Sesampainya di pulau, kami turunkan bekal saya dan pengemudi speed boat saya minta untuk kembali menjemput kami sore harinya. Sepanjang hari kami habiskan waktu berdua. Kami berjemur, berenang dan bercinta sampai kami puas tanpa ada yang mengganggu. Benar-benar satu pengalaman yang indah.

Hubungan saya dengan Nui tidak berlanjut begitu saya kembali ke Jakarta. Terus terang, saya tidak mungkin dapat hidup tanpa pria. Saat ini saya cukup bahagia dengan hidup yang saya jalani. Walaupun saya tidak mempunyai pacar yang tetap, saya tidak pernah merasa kesepian karena saya masih punya banyak teman pria yang siap menemani saya setiap saat.

Mungkin ada pembaca yang berpendapat kalau saya gadis murahan, dan hanya mempergunakan teman-teman pria saya untuk kesenangan pribadi. Menurut saya, mereka juga menikmati waktu-waktu mereka dengan saya, dan saya mempunyai prinsip untuk tidak pernah mengganggu suami orang atau meminta hadiah atau uang dari teman-teman pria saya.


E N D
Gadis Eksibisionis III

Ini ceritaku yang ketiga. Setelah kedua ceritaku sebelumnya dimuat di situs ini, aku mendapatkan banyak sekali e-mail. Ada yang menasihatiku untuk menghentikan kebiasaanku, ada yang mengajak berkenalan sampai yang tanpa basa basi mengajakku bercinta. Sebelumnya aku minta maaf kepada para pembaca yang kirim e-mail tapi tidak aku balas. Aku tidak punya banyak waktu dan memang aku sedikit selektif dalam menjawab e-mail yang masuk.

Selama setahun terakhir ini banyak hal yang aku lakukan dan mungkin menarik bagi pembaca yang kebetulan suka dengan cerita-ceritaku sebelumnya. Saat ini aku sudah punya pacar (sebut saja namanya Peter). Baru sekitar satu tahun aku jalan dengan dia. Peter orang Amerika yang bekerja sebagai karyawan ekspatriat di tempatku bekerja. Yang aku suka dari Peter, dia sangat romantis dan sangat mendukung kebiasaan eksibisionisku. Katanya dia sendiri bisa terangsang bila membayangkan kegilaan-kegilaanku dan bahkan dia sering memberikan ide kepadaku untuk menggoda pria lain bila kami sedang pergi berdua.

Cerita ini akan memuat beberapa pengalaman atau hal-hal seru yang kulakukan setahun terakhir.

Bali, Februari 2002
Aku berulang tahun di bulan Februari dan hadiah yang aku dapat dari Peter adalah liburan berdua ke Bali selama tiga hari. Kami ambil cuti dari kantor sehari dan menghabiskan akhir pekan di Bali. Di sana kami menginap di Hard Rock Hotel dan kamar yang kami tempati terletak di lantai bawah dan menghadap taman. Walaupun tidak ramai, banyak juga orang yang berjalan melewati kamar kami baik pengunjung maupun karyawan hotel. Sesuai dengan kebiasaanku, aku selalu membiarkan korden terbuka sehingga orang yang lewat bisa melihat ke dalam dan aku akan pura-pura tidak tahu. Aku akan melepaskan semua pakaianku dan berjalan-jalan atau tiduran dengan santai di kamar. Peter sendiri biasanya masih mengenakan celana pendek dan dia memang tidak seberani aku. Bila tahu ada orang di luar yang memperhatikanku, jantungku akan berdegup lebih kencang dan hal ini dapat membuatku terangsang. Bahkan pada waktu memesan makanan dari kamar aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggoda karyawan hotel. Begitu pintu kamar diketuk, aku masuk ke kamar mandi dan Peter yang membukakan pintu. Setelah itu aku akan keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apa-apa dan pura-pura tidak tahu kalau ada orang lain di kamar. Sangat menarik memperhatikan reaksi orang bila tiba-tiba melihat seorang wanita telanjang bulat berdiri di hadapannya. Aku sudah sering melakukan hal ini dan reaksi orang biasanya berbeda-beda.

Hari Sabtu setelah makan pagi aku dan Peter turun ke kolam renang. Waktu itu aku mengenakan baju tanpa lengan (tanpa bra) dan celana pendek putih yang bawahnya lebar, tentu saja tanpa celana dalam juga seperti biasanya. Aku cari tempat yang strategis di tangga menuju ke kolam renang dan aku duduk di situ sambil membaca buku. Kakiku aku renggangkan dan bila ada orang yang berjalan ke arahku pasti dapat dengan jelas melihat bulu kemaluanku dan karena aku menunduk sambil membaca buku, orang yang melihatku dapat dengan bebas memandangi selangkanganku tanpa takut bertatapan mata denganku. Ada beberapa pria yang berjalan bolak-balik ke arahku untuk dan setiap kali lewat mereka pasti melihat ke arah selangkanganku.

Cukup lama aku duduk di situ sampai Peter memanggilku dan mengajakku berenang. Di kolam renang aku lihat banyak pengunjung yang sebagian besar wisatawan asing (Australia atau Jepang) dan ada 2 wanita yang aku lihat bertelanjang dada. Aku tahu kalau wanita akan terlihat lebih seksi bila tidak benar-benar telanjang karena akan memancing imajinasi pria. Pada waktu aku berjalan ke arah kolam renang banyak pria yang memperhatikan aku karena baju atasanku cukup ketat dan kedua putingku menonjol jelas di balik kain yang tipis itu. Ada sekelompok anak muda yang berbisik-bisik setelah melihatku dan aku yakin mereka membicarakan aku. Memang itu tujuanku sebenarnya. Begitu sampai di kamar ganti aku lepaskan pakaianku dan aku kenakan baju renang merah muda yang aku bawa. Belahan dada baju renangku cukup rendah dan lapisan dalamnya baik atas dan bawah sudah aku lepaskan.

Hasilnya buah dadaku tercetak jelas dan puting serta rambut kemaluanku yang lebat juga akan terlihat jelas bila baju renangku sudah basah. Walaupun baju renangku masih kering putingku yang besar dan berwarna coklat kemerahan terlihat samar-samar. Aku keluar kamar ganti dan dengan santai berjalan ke arah kolam renang. Orang-orang terus memandangiku dan kemudian aku masuk ke dalam air dan berenang ke arah Peter. Setelah sekitar 20 menit berenang, aku keluar dari air dan luar biasa sensasi yang aku rasakan karena puting dan rambut kemaluanku tercetak jelas dan hampir semua mata pria (dan juga wanita) memandang ke arahku. Aku ambil handukku dan sambil berdiri menghadap kolam aku angkat kedua tanganku dan mengeringkan rambutku. Banyak pasang mata yang menatap ke aku dan menikmati tubuhku yang nyaris telanjang dan hanya ditutupi baju renang tipis dan basah itu.

Setelah rambutku setengah kering, aku berjalan perlahan-lahan ke arah tempat berbaring yang ada di sisi kolam renang. Aku berbaring telentang di situ sambil mataku aku pejamkan dan kakiku aku buka sedikit. Orang yang lewat atau berenang ke arahku dapat dengan jelas melihat rambut kemaluanku yang basah di balik baju renang yang aku kenakan, apalagi posisi kakiku sedikit terbuka. Beberapa helai rambut kemaluanku juga sengaja aku keluarkan waktu di dalam air agar lebih menggoda. Aku menikmati saat-saat itu dan mungkin juga para pria yang melihatku.

Jakarta, Maret - April 2002
Walaupun aku yakin ada juga wanita yang mempunyai kebiasaan yang sama denganku, aku sendiri jarang sekali menemukan wanita lain yang seperti aku. Baru pada sekitar bulan Maret-April tahun ini aku bertemu dengan wanita eksibisionis lainnya. Waktu itu hari Sabtu dan aku sedang jalan-jalan di Pasaraya Blok M sendiri. Aku makan di food court di basement dan duduk sekitar 4 meter di depanku seorang wanita yang usianya sekitar 25an. Wanita itu mengenakan rok yang pendek dan duduk dengan kedua kaki yang terbuka cukup lebar sehingga celana dalam putihnya terlihat jelas. Aku perhatikan banyak pria yang melihat ke arahnya dan sepertinya dia cuek saja.

Pertama aku pikir mungkin dia tidak sadar kalau posisi duduknya seperti itu, tapi begitu dia bertatapan mata dengan pria yang duduk sebaris denganku dan tersenyum, baru aku tahu kalau ternyata dia sengaja menggoda para pria dengan sengaja mempertontonkon pahanya yang putih dan celana dalamnya. Aku perhatikan dia terus sampai dia juga tersenyum kepadaku. Kemudian aku beranikan diri menghampiri dia dan aku terus terang katakan kalau aku tertarik dengan apa yang dia lakukan karena aku juga sering melakukan hal yang sama. Setelah itu kami ngobrol panjang lebar dan dia bercerita kalau memang dia juga senang menggoda pria dan kebiasaan ini sudah dia lakukan sejak masih di SMU. Dia minta nomor telponku dan kami janjian untuk satu saat pergi berdua untuk have fun sambil mempraktekkan 'hobby' kami.

Minggu depannya kami janjian ketemu di Plaza Senayan dan sebelumnya sudah merencanakan pakaian apa yang akan kami kenakan. Aku pakai rok pendek ketat warna coklat muda dan baju atasan longgar warna coklat tua dengan potongan dada rendah. Temanku (sebut saja Ira) mengenakan baju atasan ketat dan rok pendek jeans. Kami berdua masih mengenakan bra karena tujuan kami hanya untuk menggoda dan kami tidak mau kelihatan murahan dan sengaja pamer. Memang kami berdua tidak mengenakan celana dalam, tapi kecuali ada orang yang memperhatikan, hal itu tidak terlalu mencolok. Tempat-tempat strategis untuk menggoda pria adalah di eskalator, food court dan juga di toko-toko.

Beberapa kali aku sengaja membungkukkan badan sambil pura-pura melihat-lihat barang agar pria yang lewat dapat melihat buah dadaku walaupun aku masih mengenakan bra. Atau aku akan berjongkok sambil melihat barang di rak paling bawah dengan posisi kaki sedikit terbuka sehingga pahaku terlihat jelas dan mungkin juga bila posisinya tepat, orang dapat melihat rambut kemaluanku. Rok jeans yang Ira kenakan sangat pendek dan bila dia berdiri sambil membungkukkan badan, bagian belakang roknya akan terangkat sampai hampir mencapai selangkangan. Di eskalator Ira juga beberapa kali membungkukkan badannya dan orang yang ada di belakangnya pasti bisa melihat selangkangannya dari bawah dan tahu kalau Ira tidak mengenakan celana dalam. Biasanya orang yang melihat akan terus memandangi kami berdua dan setelah itu berbisik-bisik.

Biar saja, kami pura-pura tidak tahu dan terus terang menikmati hal ini. Di department store Ira dapat ide untuk pura-pura mencoba baju di kamar pas yang terletak agak di tengah dan dipadati pengunjung di sekitarnya. Ira akan melepaskan semua pakaiannya, berdiri menghadap kaca dan kemudian aku akan pura-pura masuk untuk melihat baju yang akan dia beli. Tentu saja waktunya aku pilih sampai ada pria di sekitar kamar pas dan pintunya akan aku buka lebar-lebar. Orang di sekitar situ pasti dapat melihat Ira yang sedang berdiri telanjang di depan cermin.

Setelah Ira selesai, kami akan cari tempat lain dan kemudian giliran aku untuk melakukan hal yang sama. Di food court, kami cari tempat duduk di sisi escalator menghadap orang yang sedang naik. Dengan sedikit membuka kaki kami, orang yang naik eskalator dapat dengan jelas melihat selangkangan kami bahkan mungkin rambut kemaluanku karena aku duduk pas di samping eskalator.. Beberapa anak muda kami lihat beberapa kali turun naik eskalator sambil tertawa-tawa dan memperhatikan kami. Seperti biasa, kami pura-pura tidak tahu dan dengan santai menghabiskan makanan kami.

Sampai sekarang kami masih suka pergi berdua walaupun kadang-kadang hanya berbelanja biasa dan tidak melakukan yang aneh-aneh.

Bogor, Juli 2002
Pertengahan Juli 2002 perusahaan tempatku bekerja mengadakan training selama tiga hari di hotel Novotel Bogor. Ada sekitar 30 orang yang ikut dan aku tidur sekamar dengan teman wanita satu divisi. Karena kebanyakan teman kantorku juga masih muda (sekitar 25 ? 35 tahun), acaranya jadi cukup fun dan tidak membosankan. Di hari kedua aku ajak beberapa teman untuk main kartu di kamarku setelah makan malam dan ada 3 orang yang mau ikut, semuanya pria. Ruangan kamarku juga cukup besar sehingga 5 orang di kamar tidak terlalu sempit.

Di kamarku, kamar mandinya ada dua, satu di dalam kamar dan satu lagi yang menghadap taman dan ditutupi oleh pohon-pohon. Setelah selesai makan malam aku minta teman-teman priaku untuk langsung saja ke kamarku bila sudah selesai makan. Teman sekamarku masih makan dan dia bilang akan segera menyusul kalau sudah selesai. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan dan pintu kamarku sengaja aku buka sedikit supaya teman-temanku bisa langsung masuk. Begitu sampai di kamar, aku langsung menuju ke kamar mandi yang menghadap taman, melepaskan semua pakaianku dan mandi sambil berdiri di pancuran. Kalau ada yang masuk kamar pasti dapat langsung melihatku mandi karena pintu dan korden antara kamar dan kamar mandi aku buka lebar.

Setelah sekitar 5 menit aku mandi terdengar pintu depan diketuk. Aku pura-pura tidak mendengar dan karena pintunya sedikit terbuka ketiga teman kantorku langsung masuk tanpa menyadari kalau aku sedang mandi. Aku berdiri menyampingi kamar dan sambil keramas aku pura-pura tidak tahu kalau ada orang di kamar. Kedua tanganku kuangkat dan buah dadaku yang cukup besar terlihat jelas dari samping. Setelah aku selesai keramas, aku buka kakiku dan dengan posisi lutut sedikit ditekuk, aku mulai menyabuni kemaluanku dengan perlahan-lahan dan pura-pura tidak tahu kalau ada tiga orang pria di kamar dan sedang memperhatikanku.

Ada sekitar 3 menit mereka berdiri di kamar dan melihatku mandi. Begitu salah satu dari mereka memanggilku, aku pura-pura kaget dan menyuruh mereka keluar. Mereka tidak beranjak dan aku keluar dari shower dan berjalan menghadap mereka ke arah handuk yang sengaja aku taruh di dalam kamar. Sambil pura-pura panik, aku langsung menutupi badanku dengan handuk dan menegur mereka kenapa masuk tanpa mengetuk pintu. Salah satu dari mereka menjawab kalau tadi mereka sudah ketuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam sehingga mereka masuk sendiri.

Kemudian aku ambil baju tidurku, ke kamar mandi dalam dan memakai baju tidurku. Aku tidak mengenakan bra dan celana dalam lagi sehingga putingku terlihat samar-samar di balik baju tidurku yang bahannya tipis dan pendek. Begitu aku keluar dari kamar mandi, mereka masih tersenyum-senyum melihatku. Mungkin mereka juga masih shock setelah melihat aku mandi. Salah satu dari mereka kemudian meledekku dan bilang kalau aku lupa mengenakan bra dan celana dalamku. Aku jawab kalau aku tidak perduli, toh barusan mereka sudah melihat aku mandi. Tak berapa lama kemudian teman sekamarku masuk dan kami mulai main kartu di ranjang. Pada waktu main kartu, beberapa kali aku mengganti posisi duduk dan ketiga teman priaku dengan senangnya akan memandangi selangkanganku yang tidak ditutupi apa-apa. Lucunya tidak ada satupun yang memberikan komentar dan mereka semua pura-pura tidak memperhatikan.

Anyer, Oktober 2002
Walaupun banyak orang yang pernah melihat tubuh telanjangku, aku belum pernah difoto bugil. Peter yang memberikanku ide untukku dan agar foto yang dihasilkan bagus, dia menyuruh fotografer professional kenalannya untuk mengambil gambar-gambarku. Lokasinya sendiri kami putuskan di pantai dan kami pilih Anyer karena di sana juga ada hotel yang bagus sehingga kami juga dapat mengambil gambar di hotel.

Ada tiga orang crew fotographer, sang fotografer sendiri dan dua orang pembantunya untuk urusan lightning dan membawa semua perlengkapannya. Sebelum pergi aku bawa banyak baju yang menurutku seksi, dari baju tidur sampai baju renang. Begitu sampai di hotel dan beristirahat sebentar, kami membahas pose-pose yang akan kami buat dan juga pakaian yang akan aku kenakan. Sesi pertama diambil di kamar hotel, dari masih mengenakan baju lengkap sampai aku benar-benar bugil. Selama sekitar 1 jam pemotretan aku juga berganti-ganti posisi dan baju. Fotograferku bilang kalau tidak sulit mengarahkan gayaku karena aku terlihat sangat comfortable.

Dia sendiri pernah beberapa kali diminta untuk melakukan pemotretan di mana modelnya telanjang dan biasanya model-modelnya masih risih dan malu-malu sehingga kadang-kadang menyulitkan. Keesokan paginya kami bangun pagi-pagi dan melakukan pemotretan di pantai yang masih sepi. Ada sekitar 1.5 jam kami melakukan pemotretan dari aku mengenakan berbagai baju renang, bikini, G-string tanpa atasan, kemeja putih yang dibuat basah sampai aku telanjang bulat dengan pose yang menantang. Sang fotografer bilang kepadaku kalau aku sangat berani, apalagi pada akhir pemotretan, sudah ada banyak orang di pantai dan mereka menontoni kami dari jauh.

Ada sekitar 150 foto yang dihasilkan dari hasil pemotretan dua hari di Anyer. Sekarang foto-fotonya dibagi menjadi tiga album. Dua album pertama berisi foto-fotoku dengan pakaian sexy atau setengah telanjang dan album terakhir foto-foto bugilku dengan berbagai pose yang menantang. Dua album pertama aku taruh di ruang tamu apartemenku dan yang terakhir hanya untuk konsumsi orang-orang yang sudah dekat denganku. Fotoku yang menurut Peter paling sexy adalah waktu aku memakai celana dalam putih dan kaos singlet tipis yang dibuat basah. Di gambar itu aku tidak benar-benar telanjang tapi puting dan rambut kemaluanku terlihat sangat jelas di balik pakaian yang basah.


E N D

Gadis Eksibisionis IV

Ini ceritaku yang keempat. Beberapa bulan yang lalu, di kantorku ada seorang karyawan intern yang kebetulan ditugasi untuk bekerja membantuku. Dia, sebut saja namanya Johan masih sedang menyelesaikan kuliahnya di Melbourne. Dia bekerja di kantorku hanya tiga bulan, dan saat ini sudah kembali ke Melbourne lagi. Anaknya lumayan keren, tapi mungkin karena masih muda dan ini pengalaman kerjanya yang pertama, minggu-minggu pertama dia masih terlihat kikuk di kantor dan sedikit malu-malu. Pembawaannya yang diam dan malu-malu malah menantangku untuk menggoda dia karena aku penasaran untuk melihat reaksi dia.

Suatu hari aku minta dia untuk melakukan research sebagai dasar bahan presentasi yang sedang aku siapkan. Karena diuber deadline, aku minta dia untuk kerja lembur di kantor. Waktu itu sekitar jam setengah sembilan malam di kantorku tinggal aku dan dia sedangkan karyawan lainnya sudah pulang. Hari itu aku mengenakan atasan putih dengan blazer hitam dan rok yang lumayan pendek.

Timbul niatku untuk menggoda dia. Aku ke kamar kecil dan melepas bra dan celana dalamku. Lalu aku memakai kembali kemeja, blazer dan rokku. Aku balik ke ruangan kantorku dan aku panggil dia. Awalnya aku tanya-tanya mengenai progress pekerjaan dia, setelah itu aku pura-pura kepanasan karena AC memang sudah mati dari sore. Aku lepas blazerku di depan dia dan karena kemeja putihku bahannya tipis, buah dada dan putingku terlihat cukup jelas. Aku tahu dia kaget melihatku tidak memakai bra dan setelah itu berusaha untuk tidak melihat ke arah dadaku. Tapi karena kami duduk berhadap-hadapan mungkin cukup sulit bagi dia untuk tidak memperhatikan putingku dan aku lihat sekali-sekali dia mencuri pandang ke arah dadaku.

Belum puas menggoda dia, aku lalu pura-pura mengambil minum dan menjatuhkan kertas-kertas yang ada di mejaku. Karena kertasnya banyak, otomatis dia membantu memunguti kertas kertas yang jatuh. Aku jongkok di lantai dan dia berada sekitar 60 cm persis di hadapanku. Kakiku sengaja aku buka dan karena rokku pendek, pandangannya dapat langsung melihat ke selangkanganku. Saat itu aku lihat kalau matanya tertuju ke kemaluanku dan aku biarkan dia menikmati pemandangan itu dengan berlama-lama memunguti kertas yang jatuh. Setelah itu, kelihatan mukanya memerah dan tingkah lakunya jadi sedikit aneh. Aku tertawa dalam hati dan terus berbicara dengan dia. Ada sedikit perasaan senang waktu dia sudah kembali ke tempat duduknya dan memikirkan apa yang ada di pikirannya setelah tahu atasannya tidak memakai bra dan celana dalam di kantor :-)

Seminggu setelah itu aku ajak Johan ke Surabaya untuk membantuku presentasi ke prospektif client. Aku pergi bertiga bersama bosku. Kami tiba di Surabaya sekitar jam 7 malam dan setelah selesai makan malam saya minta dia ke kamarku setalah mandi untuk membantu finalisasi bahan presentasi. Tidak lama setelah aku masuk ke kamar, aku langsung mandi. Aku sengaja berlama-lama di kamar mandi menunggu dia datang. Begitu pintu di ketuk, aku lilitkan handuk sekenanya di badanku yang masih basah, mempersilakan dia masuk dan aku minta dia menunggu di kamar. Setelah aku selesai mandi aku keringkan badanku dengan handuk.

Di kamar mandi hotel itu ada dua jenis handuk dan aku pilih yang ukurannya lebih kecil sehingga waktu aku lilitkan di tubuhku handuk itu hanya cukup untuk menutupi buah dada dan kemaluanku saja. Aku ikatkan handuk di badanku dan berjalan keluar. Johan terlihat sedikit kaget melihatku keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk seperti itu. Aku lalu berjalan menuju koperku yang diletakkan di sofa pojok ruangan untuk mengambil pakaianku. Sofanya agak pendek dan aku sengaja membungkukkan badan untuk membuka koper dan mencari pakaianku.

Karena handukku pendek, dari tempat Johan duduk dia bisa melihat pinggul dan rambut kemaluanku dari belakang. Aku sengaja buka kakiku sedikit sehingga dia bisa lihat kemaluanku lebih jelas. Setelah aku menemukan baju tidur yang aku kenakan, aku balikkan badanku, tapi tepat sebelum berbalik, aku lepaskan simpul handuk di dadaku dengan cepat. Handukku jatuh ke lantai dan tubuhku sekarang menghadap ke Johan. Aku pura-pura kaget dan minta dia untuk memalingkan mukanya. Johan tersenyum nakal kepadaku sambil berkata.., "Mbak, nggak usah yah. Lagian boleh dong sekali-sekali saya lihat Mbak..".

Ternyata Johan yang biasanya malu-malu sudah mulai berani kepadaku. Aku bilang terserah dan kemudian memakai baju tidur tipisku di hadapannya. Johan bertanya kenapa aku tidak memakai celana dalam dan dengan santainya aku jawab sambil menggunakan kata-katanya.., "Untuk apa, kan kamu juga sudah lihat aku telanjang..".

Baju tidurku berwarna putih dengan bahan yang lumayan transparan dengan potongan dada rendah dan tali kecil di bahu. Johan terlihat lebih santai sekarang dan karena matanya sudah berani melihatku dari atas ke bawah, aku pura-pura marahi dia dan menyuruh dia menyalakan komputer. Aku kemudian mengambil lotion di koperku dan duduk di ranjang. Johan duduk di kursi di dekat televisi dan menghadap ke arahku. Waktu aku memakai lotion di kaki, kakiku aku angkat satu persatu dan dari posisi duduknya dia bisa melihat kemaluanku.

Aku yakin kalau Johan tahu aku sengaja menggoda dia karena beberapa kali aku buka selangkanganku dan mengusapkan lotion di paha dan sekitar kemaluanku. Sekarang dia sudah benar-benar cuek dan menatap langsung ke dada dan kemaluanku dan bilang kalau sejak di kantor dia sudah perhatikan kalau aku sepertinya tidak pernah mencukur bulu kemaluanku karena lebat dan sampai ke pangkal paha. Aku bilang memang aku lebih suka seperti ini karena lebih natural. Dengan nakal Johan menawarkan untuk mencukur bulu-bulu yang tumbuh di samping supaya tidak terlihat kalau aku memakai baju renang. Aku berpikir sejenak dan kemudian aku iakan. Aku ambil pisau cukur yang biasa aku gunakan untuk mencukur bulu ketiakku di koper dan aku berikan kepadanya.

"Di mana?", katanya.
"Di sini atau di kamar mandi?".
"Di kamar mandi saja", kataku sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Di kamar mandi aku lepas baju tidurku di hadapannya dan kemudian aku duduk di meja wastafel dengan kaki terbuka. Johan bilang kalau kemaluannya sudah berdiri sejak melihatku keluar dari kamar mandi.

"Jangan macam-macam dulu yah", kataku.
"Kamu cukurin dulu setelah itu baru boleh macam-macam", lanjutku.

Johan kemudian membasahi tangannya dengan air dan sabun lalu menyabuni sekitar pahaku. Aku minta dia untuk mencukur hanya pinggir-pinggirnya saja dan jangan mencukur rambut di selangkanganku. Posisinya sekarang berlutut di hadapanku dan kepalanya persis sejajar dengan kemaluanku. Membayangkan ada orang yang menatap langsung kemaluanku dari jarak sangat dekat membuatku terangsang dan aku mulai basah. Kakiku aku buka lebar dan Johan mulai mencukuri bulu kemaluanku sedikit-sedikit.

Setelah selesai, aku suruh dia sabuni selangkanganku. Johan lalu berdiri, membasahi tangannya dengan air dan sabun lagi dan kemudaian menaruh tangan kanannya tepat di selangkanganku dan mulai menggosok-gosok dengan lembut. Nikmat sekali rasanya saat jari-jarinya mengelus klitorisku dan itu membuatku menjadi terangsang hebat. Tangan kirinya mulai meremas-remas buah dadaku dan dia juga mulai menjilati putingku. Begitu sabunnya mulai sedikit kering, dia ambil sabun lagi dan langsung digosok-gosok di kemaluanku dengan air sampai busanya banyak dan licin. Dia terus mengusap-ngusap selangkanganku dan tanganku mulai melepas celana jeans yang dia kenakan.

Setelah pakaiannya terlepas semua, aku tarik dia ke shower dan menghidupkan air. Johan membersihkan sabun di kemaluanku dengan air dan kemudian berlutut dan mengangkat kaki kiriku ke pinggiran bath up. Dia kemudian menyibakkan rambut kemaluanku dan menjilati bibir vagina dan clitorisku. Nikmat sekali rasanya dan dari caranya menjilat aku tahu kalau Johan sudah sering melakukan hal yang sama dengan pacarnya. Dia menjilatiku sampai aku orgasme di shower dan setelah itu baru aku bolehkan dia membawaku ke ranjang. Kami bercinta dengan hebat dan sudah tidak ingat lagi dengan bahan presentasi untuk keesokan harinya.

Di lain kesempatan waktu aku ke Surabaya juga, aku tinggal di hotel yang sama. Waktu itu aku pergi sendirian dan sampai di hotel sekitar jam 8 malam. Setelah selesai makan, sekitar jam 9.20, aku turun ke fitness center di lantai dasar hotel. Di fitness centernya ada ruang ganti pria dan wanita terpisah yang dilengkapi dengan fasilitas sauna dan jacuzzi.

Waktu aku masuk ke ruang ganti wanita, aku lihat ada 3 orang di jacuzzi. Usianya sekitar 26-29 tahun. Mereka berendam telanjang bulat di jacuzzi. Aku perhatikan sejak 2 tahun belakangan ini para pengunjung fitness center wanita banyak yang telanjang bulat bila ke jacuzzi atau sauna seperti di luar negeri. Paling mereka hanya melilitkan handuk, tetapi handuknya akan dilepas sebelum masuk ke air atau di ruang sauna. Aku sudah melakukan hal yang sama sejak beberapa tahun yang lalu.

Waktu pertama kali balik ke Indonesia, banyak yang melihatku dengan aneh bila aku berjalan-jalan telanjang bulat di kamar ganti wanita atau telanjang di jacuzzi atau sauna, tapi sekarang hal ini sepertinya sudah menjadi kelaziman. Setelah melepaskan semua pakaianku dan menaruhnya di locker, aku berjalan ke jacuzzi. Handukku aku taruh di pinggir jacuzzi dan kemudian masuk ke air dan ngobrol-ngobrol dengan ketiga wanita itu. Salah satu dari mereka ternyata berasal dari Singapura dan mereka ke Surabaya dalam rangka business trip. 15 menit kemudian ketiga wanita itu selesai, mandi dan kemudian keluar sehingga aku tinggal sendirian di dalam.

Dari jacuzzi aku ke sauna dan di sauna aku berpikir untuk iseng dan menggoda karyawan front desk fitness center. Fitness centernya tutup jam 10 malam dan waktu itu sudah hampir jam 10. Aku tahu kalau mereka pasti akan masuk ke kamar ganti wanita sebentar lagi untuk memberitahu kalau tempatnya sudah tutup. Dari sauna aku sengaja berlama-lama di shower. Begitu pintu depan diketuk aku pura-pura tidak dengar dan bersiap-siap untuk keluar. Aku dengar pintu diketuk lagi dan karena tidak ada jawaban dariku, karyawan pria itu membuka pintu dan berjalan masuk ke arah locker room.

Waktu aku dengar pintu dibuka, aku berjalan dari shower ke locker room dengan telanjang bulat dan badan yang masih basah. Dia sangat terkejut berpapasan denganku yang telanjang bulat. Aku juga pura-pura kaget, dan bilang kalau ini kamar ganti wanita dan semestinya dia tidak masuk. Dia minta maaf dan bilang kalau tadi dia sudah ketuk pintu tapi tidak ada jawaban dan dia hanya mau memberitahu kalau tempatnya sudah mau tutup. Sebelum dia balik, aku minta dia untuk mengambilkanku handukku yang aku tinggal di tempat jacuzzi. Dia berjalan melewatiku, mengambil handuk di tempat jacuzzi dan berjalan kembali ke arahku yang berdiri telanjang bulat. Aku lihat matanya melihat ke arah buah dada dan juga kemaluanku.

Sekitar bulan April, aku dan teman-teman kantor pergi berlibur ke bali dan kami menyewa sebuah villa dengan tiga kamar tidur di daerah Seminyak. Villanya terpisah dari villa-villa di sebelahnya sehingga privacynya sangat terjaga. Di belakang villa ada private swimming pool yang di sebelahnya ada tempat untuk duduk-duduk dan berjemur juga. Kami pergi berenam, dua laki-laki (sebut saja namanya Andi dan Richard) dan empat wanita (Dhani, Ita, Evy dan aku). Kedua teman kantorku yang laki-laki sepertinya mendapatkan pengalaman yang akan mereka ingat untuk waktu yang lama.

Kami sampai di Bali hari Jumat. Dari airport, kami langsung ke hotel kemudian kami sewa mobil Kijang supaya mudah bila kami ingin bepergian. Siangnya kami jalan-jalan di kuta dan legian sampai sore terus malamnya kami pergi makan seafood di Jimbaran. Setelah makan malam kami ke diskotik di daerah Kuta sampai sekitar jam 2 pagi baru kami kembali ke hotel.

Keesokan harinya, setelah selesai makan malam kami beli beberapa botol bir dan juga sebotol Jack Daniels yang rencananya akan kami minum bersama di villa. Kami sampai di villa sekitar jam 10 dan kemudian main kartu di samping kolam renang sambil minum-minum. Sekitar jam setengah dua belas kami mulai tipsy dan Richard menantang kami untuk main strip poker. Ketiga temanku yang wanita langsung bilang tidak, tapi aku bujuk mereka untuk main. Toh, villa kami tertutup dari luar, jadi tidak ada orang lain yang bisa lihat selain kami berenam.

Mungkin karena sudah setengah mabuk, akhirnya semua setuju untuk main strip poker walaupun perlu waktu lama untuk membujuk Evy. Belum begitu lama kami main, satu persatu pakaian kami mulai lepas. Ita yang pertama harus melepas bra. Baju kaos dan celana jeansnya sudah terlebih dahulu dilepas. Ita terlihat sangat malu karena itu pertama kali dia harus membiarkan buah dadanya dilihat laki-laki yang bukan pacarnya. Dia membalikkan badannya waktu melepas branya dan setelah itu tangan kirinya terus berusaha untuk menutupi kedua buah dadanya. Saya juga lihat kalau Andi dan Richard beberapa kali mencuri pandang ke arah dada Ita.

Waktu aku kalah dan harus melepas braku, aku lakukan dengan santai dan aku biarkan Andi dan Richard melihat dadaku yang telanjang. Karena aku terlihat santai, sepertinya Ita juga terpengaruh dan lama kelamaan dia mulai menurunkan tangan kirinya sehingga buah dadanya yang besar terlihat jelas. Memang di antara kami berempat, Ita yang buah dadanya paling besar, mungkin sekitar 36 C. Waktu giliran Dhani dan Evy, mereka sudah tidak malu-malu lagi. Mungkin karena sudah cukup banyak minum atau karena kami semua juga sudah setengah telanjang. Richard yang pertama harus melepas celana dalamnya dan kami semua tertawa karena ternyata kemaluan Richard sudah ereksi melihat empat perempuan yang setengah bugil di depannya.

Terus terang, kemaluan Richard lumayan besar dan sepertinya dia cukup bangga dengan itu dan sengaja tidak menutup-nutupi sehingga kami bisa melihat dengan jelas. Waktu Evy kalah lagi dan harus melepas celana dalamnya, dia sepertinya agak keberatan. Kami mulai memanas-manasi dia sampai akhirnya dia menyerah dan celana dalamnya pun lepas. Ternyata Evy mencukur bersih bulu kemaluannya, makanya dia sangat malu untuk melepas celana dalamnya. Begitu celananya lepas, tangannya terus berusaha menutupi kemaluannya.

Sekarang tinggal aku yang masih pakai celana dalam dan waktu itu sudah hampir jam 12. Aku bilang supaya adil, biar aku lepas juga celanaku dan setelah itu kita berhenti main. Lalu aku berdiri dan melepas celana dalamku di hadapan mereka. Mata Andi dan Richard sepertinya tidak berkedip melihat ke arah kemaluanku. Andi juga sempat komentar kalau rambut kemaluanku lebat sekali. Setelah itu kami berpakaian lagi seadanya, masuk ke dalam dan ngobrol-ngobrol lagi sampai jam 3. Keesokan harinya kami baru bangun sekitar jam 11 dan teman-temanku yang perempuan baru sadar akan kegilaan yang mereka lakukan malam sebelumnya.


E N D

----
« Chatting Zone
« Back
« Home
« Kembali ke atas

1 : 16 : 62005

Bali Sexparty Gadis Telanjang Artis Bugil Foto Gay Cewek Bugil Sma Bispak Photo Chika Bugil Gambar Panas Jilbab Sexy Gambar Bogel Awek Bogel Sex Kantor Memek Gadis Bugil Indo Telanjang Cewek Nakal Bokep Ashanti Cerita Dewasa

*Just 1 Click*